Aktivis Itu Pilihan
Menjadi seorang aktivis itu
pilihan.
Orang aktivis berarti orang yang
aktif, bukan pasif
Lohh, kalau orang yang pasif
namanya jadi pasifis dong (hemm.. abaikan saja lah)
Ya. Seorang aktivis..
Dua kata berjuta rasa. Kenapa?
Menyandang nama itu memberikan
kita suasana yang baru, yang bukan hanya kuliah tapi juga aktif di organisasi.
Organisasi dakwah. Belajar
berorganisasi sekaligus berdakwah. Berdakwah dengan cara yang baik, dengan cara
yang lembut. Dalam organisasi kita akan banyak bertemu orang baru, seangkatan
ataupun beda angkatan dan dengan sikap dan sifat yang beragam. Dalam organisasi
ada list program kerja yang akan kita laksanakan selama satu periode
kepengurusan. Dalam organisasi, kita juga saling belajar dalam mengatur komunikasi,
waktu, organisasi dan diri kita. Tidak ada seseorang yang sempurna, maka dari
itu kita disini saling berbagi ilmu, saling belajar , saling mengajarkan dan
saling mengamalkan dengan tetap menjaga batasan antara ikhwan (laki-laki) dan
akhwat (perempuan). Dan juga dalam organisasi dakwah tidak hanya belajar ilmu
agama saja, disini kita juga belajar ilmu sosial, ilmu psikolog, ilmu akuntan,
ilmu desain, dan lainnya lagi. (Loh kok bisa yaa..) Iyaa, bisaaa.
Dalam ilmu sosial, kita harus
latihan 3S (Senyum, Salam, Sapa). Kenapa harus senyum, karena senyum itu ibadah
dan menjangkitkan rasa bahagia untuk orang-orang di sekitarnya. Kenapa harus
salam, karena salam itu adalah sebuah doa, sebaik-baik manusia adalah yang saling mendoakan temannya. Kenapa
harus sapa, gimana kalau dia tidak menghiraukan kita. Etsss.. jangan negative thingking dulu, coba dulu. Kalau
sama-sama saling diam, gimana mau bersosial. Kalau nunggu orang yang dulu
menyapa kita, sampai kapan mau nunggu, lebih baik kita yang mulai menyapa,
karena lebih cepat akan lebih baik. Jangan takut buat mencoba. Di awal memang
sulit, tapi kalau sudah terbiasa maka akan berasa ada sesuatu yang kurang, coba
dehhh.
Kita belajar bersosialisasi dengan
teman-teman yang baru kita kenal, bukan hanya berada dilingkaran pertemanan
antar program studi atau teman sekelompok ospek aja. Kita seharusnya membuka
diri dalam pertemanan baru. Kita berada di lingkungan kampus yang memiliki
banyak jurusan atau program studi, di sinilah kesempatan emas buat kita
mendapatkan teman-teman baru dari berbagai jurusan dan dari kota yang
berbeda-beda. Kita bisa bertukar pikiran, bertukar ilmu ataupun bertukar
makanan khas dari daerahnya.
Dalam ilmu psikolog, kita belajar
menyikapi orang-orang yang beragam sifat dan sikapnya. Dalam ilmu akuntan juga
penting, karena setiap kali kita berkegiatan selalu ada menghitung pendanaan, pemasukan
dan pengeluarannya, belajar mengestimasi, belajar mengatur keuangan, dll. Dalam
ilmu desain, belajar bagaimana mendesain yang menarik dengan software yang ingi
dikuasai. Dalam ilmu broadcast, belajar memfoto dan memvideo di posisi yang
pas, juga fokus, tidak gambar yang blur. Dalam ilmu jurnalis, belajar bagaimana
membuat cerita atau naskah yang menarik, karena ini juga sebagai jalan kita
dalam berdakwah.
Semuanya itu akan jalan, akan
terlaksana jika kita saling bekerja sama dalam manjalankannya. Sebaliknya itu
akan hanya menjadi angan semata jika kita saling egois mementingkan kepentingan
diri sendiri dengan alasan sibuk. Kita semua aktivis, kita semua sibuk, tapi
kita juga harus seimbang antara yang satu dengan yang lainnya. Itulah
pentingnya kita beramal jama’i, amal yang dijalankan secara bersama-sama bukan
secara individu. Berkaitan juga denga komunikasi, organisasi akan baik jika
komunikasi juga berjalan dengan baik, kalau ada masalah atau kendala, coba
untuk dikomunikasikan, jangan mencoba untuk saling diam, karena kita tidak bisa
mengetahui isi hati dan pikiran orang lain dan sebaliknya orang tidak akan
mengerti kita kalau kita tidak cerita kendalanya di mana. Turunkan rasa acuh,
ego, pesimis dan lain sebagainya. Dan tumbuhkan rasa empati, peduli, ringan
tangan dan hal positif lainnya.
Keep Hamasah Ikhwahfillah ^-^
Ahad, 27 Sya’ban 1439H
Nafeeza Aiyra
#fkiashshirath
#comfortableandcreative
Nice
BalasHapus