Don’t Give up

Dulu kita memiliki tujuan yang sama..
Ingin mendapat teman baru, ingin memperbaiki diri, ingin belajar ilmu agama, dll. Membayangkan kedepan akan banyak kegiatan yang menyenangkan, yang asik, sesuai imajinasi masing-masing anggota baru saat itu, tapi terkadang imajinasi tak sesuai realita. Semuanya tetap asik, tetap membawa manfaat yang baik, tetap mengenal banyak teman baru tapi yang membedakan adalah suasananya, feelnya.

Ketika sudah seperti itu maka sebagian dari mereka akan mundur selangkah dari titik awal mereka berdiri. Kenapa? Karena berbeda dengan imajinasi mereka, berbeda dengan keinginan mereka.

Tapi tak sedikit juga orang yang tetap positif thinking dengan realita yang ada, mereka pasti berfikirnya, mungkin ini jalan yang di takdirkan oleh Allah atau mungkin ini jalan terbaik yang dipilihkan oleh Allah, so.. jalani saja, hadapi saja, nikmati saja, sampai kita merasa nyaman berada di lingkungan ini. Lingkungan yang mendukung dirinya untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, sesuai niatnya diawal ingin bergabung di organisasi ini.

Jadi jika kita sudah berprasangka baik pada Allah, in syaa Allah akan berakhir dengan baik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]

Tak akan ada yang sia-sia, meski tidak menjadi apa yang diinginkan, selalu ada hikmah dibalik setiap keadaan.
Bergabungnya kita di organisasi yang sama pasti karena suatu alasan, entah untuk belajar hal baru, mengajarkan ilmu yang lebih dulu kita tahu ataupun berbagi pengalaman yang pernah kita didapatkan.

Beda pemikiran disetiap orang itu adalah hal wajar, yang tak wajar adalah ketika kita tidak mau mendengarkan ataupun menerima pendapat orang lain. Setiap orang pasti mempunyai cara berfikir yang berbeda-beda sekalipun dari sudut pandang yang sama. Setiap orang juga memiliki tingkat keberanian yang berbeda-beda dalam menyampaikan pendapatnya, itulah mengapa adanya orang yang lebih menonjol dan yang biasa-biasa saja.

Kader yang merasa dirinya paling sibuk atau lebih memprioritaskan organisasi A dari pada yang B ataupun merasa tidak dihargai bisa saja menjadi penyebab dia menghilang secara perlahan.

Yang aktif di grup kok itu-itu aja..Kenapa ?
Apakah jawabannya sudah terwakili sama yang lain, bingung mau jawab apa, takut salah jawab, masih ada rasa sungkan, baru baca chat setelah beberapa jam atau baru baca chat ketika sudah masuk jam malam ?

Enak gak sih kalo chat kita tuh kayak running text di berita-berita tv, yang isinya cuma dari satu arah tanpa ada tanggapan dari pembaca, walaupun isinya berupa pertanyaan. Gak enak kan?
Jadi cobalah ditanggapi, ditanya apabila ada yang tidak dimengerti, mencoba untuk beradaptasi, mencoba untuk mengakrabkan diri, tetap dengan menjaga batasan komunikasi antara ikhwan dan akhwat yaa..

Saat dimana kita belajar, diberi pemahaman tentang batasan dalam bergaul, disana kita diberi tanggung jawab. Diibaratkan kita ikut membaur tapi tidak melebur. Tapi jika salah satu dari kita mudah melebur, disanalah kewajiban kita sebagai temannya untuk mengingatkan, untuk menjaga agar dia tidak keluar dari batas lingkaran yang telah dibuat.

Keakraban itu muncul ketika kita membangun komunikasi yang baik, saling bertegur sapa, saling peduli, saling terbuka, saling mengerti, saling mengingatkan, saling mengajak kepada kebaikan dan saling membuka diri untuk mau berteman dengan siapa saja tanpa memandang sisi yang berbeda dari kita, kadang karena rasa keakraban itu hilang, karena rasa care itu hilang, maka rasa nyaman pun akan semakin hilang, akan berasa tidak asik, yang mana tak sedikit orang mencari rasa itu ditempat lain.

Kadang karena merasa kerja sendiri atau merasa tak dibutuhkan lah yang membuat diri lelah dengan semuanya.

Bergembiralah, karena ujian ini berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik dihadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Dan Allah tidak akan menguji hambanya di luar kemampuan hambanya. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusialah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya. [1]

Ingatlah selalu Allah dengan berdzikir, membaca dan memahami surat cinta-Nya. Dalam pertemananpun sama-sama saling belajar dan mengingatkan pada kebaikan agar bisa bersama-sama meraih surga-Nya. Jadikanlah kehadiran kita membawa manfaat untuk diri pribadi ataupun orang lain.
  


Ahad, 17 Syawal 1439H
#fkiashshirathftunlam
#comfortableandcreatif


Komentar